Kesan dari Film TILIK
Nama : Gusti Adinda Putri
Kelas : B
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah
Npm : 2221030039
Halo gaes dari saya gusti adinda ingin menceritakan apa saja yang saya dapat ambil dari film tilik .
Dari cerita film itu kita dapat melihat bahwa adanya sekumpulan ibu-ibuu manjalita yang sedang berunding dan berbincang-bincang sebutlah ghibah, entah topik apa yang dibahas oleh sekumpulan ibu-ibu tersebut. bahwa dari film itu tidaklah penat telinga kita hanya mendengar ocehan dari awal sampai dengan akhir tentang seseorang yang bernama 'dian'itu. Kalau kita ceritakan kembali tentang film tersebut yang tokoh utama nya bernama ' yu ning' dan 'bu tejo' mereka bertujuan ingin menjenguk bu lurah yang sedang sakit dan tidak mempunyai siapa-siapa lagi kecuali anak semata wayangnya, tapi diperjalanan itu mereka berbincang tak habis-habis berdebat tentang seseorang yang mempunyai paras cantik dan baik hati yang bernama 'dian' yang kerap katanya sedang menjalin hubungan dengan anak semata wayangnya bu lurah tersebut. Sampai pada akhirnya saat mereka diperjalanan dan berhenti dimushola untuk buang air kecil dan sholat, seperti biasa bu tejo lah yang membuat keributan kembali adanya. Cekcoklah kembali mereka tentang seseorang yang bernama dian itu.
Jika kita bahas dari awal sampai akhir dalam cerita tersebut hanyalah membicarakan orang lain tanpa menilai dan berkaca pada diri sendiri. Tibalah mereka melanjutkan perjalanan ke arah tujuan yang pertama yaitu menjenguk bu lurag yang sedang sakit. Tanpa mereka sadari diperjalanan itu mereka kena tilang oleh pak polisi karna mungkin truk tersebut melanggar aturan berkendara, sebenernya saya kurang paham aja apa yang ibu-ibu itu lakukan yang saya lihat mereka itu menghajar dan beradu argumen dengan pak polisi hingga akhirnya diberi buah tangan dari kampung, sehingg mereka dapat melakukan perjalanan kembali. Singkat cerita tibalah mereka dirumah sakit tersebut tetapi mereka sangat kecewa sekali. Ternyata bu lurah nya belum bisa dijengkuk karena masih berada di ruang icu. Dan apa yang selama ini mereka bincangkan tentang seseorang yang bernama dia itu benar adanya kalau mereka memang mempunyau hubungan dekat.
Menurut saya cerita film ini sangat menarik sekali dan alur dari cerita ini pun susah sekali ditebak karna didalam cerita ini menurutku banyak yang dapat diambil, tetapi cerita ini tertutupi karna ghibahan ibu-ibu yang tak ada hentinya. Padahal tanpa kita sadari dari ghibahan tersebut ada banyak inspirasi dan manfaat yang didapat. Dari situlah kita dapat menilai kalau membicarakan seseorang atau menggibah itu tidak ada ujung dan habisnya. Karena jika kita berpikir bahwa membicarakan orang lain itu tidak ada untung dan manfaatnya bagi diri kita, itu hanyalah untuk menambah dosa jariyah saja. Jika kita selalu membicarakan baik itu dalam konteks dirinya baik,jelek,dan lain sebagainya itu hanyalah hiburan semata dan itu dapat menghambat pekerjaan yang ingin kita lakukan karena kita terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain.
Maka dari itu ingatlah kawan, sesungguhnya membicarakan seseorang itu adalah sesuatu yang sangat tidak berguna bagi diri kita. Lebih baik kita berkaca pada diri sendiri dan memperbaiki diri sendiri jangan hanya mengomentari hidup orang lain. Karena kita tidak tahu mana kebenaran yang sebenarnya jika kita hanya mengira-ngira dan membicarakan seseorang tanpa bukti.
Karena dalam ilmu agama orang yang melakukan ghibah diibaratkan "seperti orang yang menjilat bangkai saudaranya sendiri". Jadi janganlah kita sesekali mengghibah ya kawan karena itu sama saja kita menambah dosa jariyah pada diri kita sendiri. Mungkin hanya ini kesan dan pembelajaran yang saya dapat ambil dari film tersebut.
-sekian dan terimakasih-